Senin, 30 Januari 2012

sebuih kenangan

"jika ku boleh memaksa akan rasa cinta, dan terjerembab dalam nistanya, niscaya tak akan selesai perjalanan yang telah menunggu di depan nyata, biarkanlah hanya akan menjadi sebuah kenangan yang akan menghantarkan pada kerja-kerja nyata, kerja-kerja para kesatria”
Budiman As'ady


Kenangan, sebuah kata dengan banyak makna. Hendak apa Tuhan menciptakan hal itu ? untuk membahagiakan manusia, atau justru menjerumuskannya kedalam rasa kecewa, sedih dan pahit yang dalam ?


Bagiku, kenangan merupakan sebuah kata yang tak akan bisa habis dideskripsikan hanya dengan sebaris kalimat atau sebuah paragraf. Kenangan merupakan kenangan. Kenangan itu ajaib. Ia mampu menyimpan segala sesuatu hal yang ingin atau tak ingin kau ingat. Tak perlu banyak dipermasalahkan lah tentang hal itu.


1.      15 tahun silam, meriah rumah minimalis dan usang itu menyambut teman-teman kecilku yang datang dengan penuh keceriaan dalam sebuah pesta ulang tahun sederhana, pesta ulang tahunku yang ke- 3. Lucu, aku memotong sebuah kue cokelat yang diatasnya terdapat sebatang lilin berangka 3 yang ujungnya terdapat kobaran api yang lembut.





2.      Usiaku 15 tahun saat itu, dimana untuk pertama kalinya aku merasakan sebuah gelombang rasa yang banyak orang bilang sebagai ‘cinta monyet’ itu. Bersama seorang lelaki yang pada awalnya tak dapat kubayangkan sama sekali akan menjadi ‘cowok’ yang menemaniku selama kurang lebih 20 bulan nantinya. Senang bercampur malu kala itu.





3.      Kalau aku bicara tentang pelukan pertama yang aku dapatkan dari seorang lawan jenis, berarti aku harus memutar ingatanku kembali ke 2 tahun silam. Sabtu sore, menjelang magrib dibulan ramadhan. Saat itu, dengan seluruh keberanian yang kami miliki sebagai sepasang kekasih yang masih teramat muda untuk berpelukan setelah menikmati nasi goreng sebagai menu berbuka puasa saat itu. Hmm, nyaman sekali rasanya. Padahal dulu, kami melakukannya dengan malu-malu, hanya untuk berpelukan selama 10 detik saja bahkan mungkin kurang dari itu.





4.       Salah satu hal yang paling kuingat disaat aku menjalani ‘cinta pertama’ku saat itu adalah disetiap aku berulang tahun (saat itu berarti ulang tahun ke 16 dan 17) tak pernah aku menyandang status ‘berpacaran’ karena disaat-saat itu kami tengah putus lalu nyambung kembali. Selalu begitu. Jadi intinya, aku selalu menjomblo saat berulang tahun.





5.      Masih berhubungan dengan cerita cinta monyet, aku teringat sekali dengan satu peritiwa yang menyenangkan. Salah satu peristiwa yang begitu membekas bagiku. Saat merayakan first anniversary atau setahunan hubungan kami. Aku ingat betul saat itu tanggal 9 April 2010. Saat itu aku tengah terserang gejala tipes yang cukup parah, dan ketika hari H, tiba-tiba ia datang dan membawa seloyang kue coklat yang sangat manis yang dihiasi sebatang lilin dengan angka 1 sebagai pertanda tahun pertama kami jadian.





6.      Dan pada akhirnya, aku pun harus merasakan apa yang biasa orang katakan dengan ‘putus’. Ya, kami harus putus. Bukan dengan alasan karena kami berbeda keyakinan, atau karena kami tidak mendapat restu dari orang tua, kami pisah karena semuanya memang sudah harus diakhiri.





7.      Adakah yang lebih buruk daripada kecelakaan dalam hidup seorang manusia ? dan akhirnya aku pun merasakannya juga. Saat itu hari jumat, tapi aku lupa tepatnya tanggal berapa kejadian itu berlangsung. Jumat pagi yang seharusnya cerah, berubah menjadi jumat pagi yang penuh darah dan perih luka. Ya, sepeda yang aku kendarai saat itu meluncur kencang di jalanan yang menurun dan menabrak sebuah mobil yang cukup besar. Beberapa luka langsung tercipta di tubuhku. Lengan, kaki, bahkan wajahku pun terkena imbas dari kejadian itu. Gigi taringku lepas, 2 gigi seri atas mundur, dahi, hidung dan dagu yang lecet dan membesut. Belum lagi luka di tangan kanan dan siku kiri dalam. Berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan aku menjalani penyembuhan dan pemulihan untuk tubuh ini.





8.      Mei 2011, dimana terdapat hari perpisahan sekolah sekaligus pengumuman snmptn undangan. Hari itu merupakan hari yang merubah segalanya. Hari dimana aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri bahwa aku terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Universitas Indonesia jurusan Kriminologi, jurusan impianku. Ya, saat itu satu doa, satu mimpi,dan satu harapan terjawab sudah.





9.      Jaket Kuning, almamater kebanggan ini, pada akhirnya kukenakan juga untuk yang pertama kalinya. Ada rasa bangga yang menyengat dalam dada saat aku memakainya.





10.   Menikmati hari-hari sebagai mahasiswa baru di kampus perjuangan ini sepertinya tidak pernah tidak menyenangkan. Banyak hal baru yang kutemui. Teman baru, sahabat baru, senior baru, dosen baru, lingkungan baru, orang-orang baru, dan semuanya yang buatku serba baru ini.





Tak ada yang lebih indah daripada kenangan itu sendiri. Terima kasih Tuhan, yang masih izinkan aku, sebutir debuMu yang bernafas ini untuk menikmati setiap ciptaan baruMu setiap harinya, dan biarkan aku untuk menyimpan semuanya itu dengan caraku sendiri. Terima kasih untuk semua bagian yang sudah, masih, dan akan mengisi kehidupanku. Hidup ini tak akan indah bila tak ada itu semua.


 Terima kasih kenangan, yang dengan setianya masih setia untuk terus menemaniku setiap kali aku bernafas di pagi, siang, senja, bahkan saat malam telah menyambangi separuh bumi ini. Aku bukan apa-apa tanpamu. Aku tak akan belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Aku tak akan pernah bergerak untuk maju bila terkadang aku tak menengokmu. Ya, aku pasti akan menoleh kembali padamu, untuk sejenak menciptakan seberkas senyum, ataupun secuil duka yang akan membuatku terus melihat bahwa dunia ini terlalu luas untuk sebutir debu sepertiku.





Depok, 28 januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar