Senin, 30 Januari 2012

sebuih kenangan

"jika ku boleh memaksa akan rasa cinta, dan terjerembab dalam nistanya, niscaya tak akan selesai perjalanan yang telah menunggu di depan nyata, biarkanlah hanya akan menjadi sebuah kenangan yang akan menghantarkan pada kerja-kerja nyata, kerja-kerja para kesatria”
Budiman As'ady


Kenangan, sebuah kata dengan banyak makna. Hendak apa Tuhan menciptakan hal itu ? untuk membahagiakan manusia, atau justru menjerumuskannya kedalam rasa kecewa, sedih dan pahit yang dalam ?


Bagiku, kenangan merupakan sebuah kata yang tak akan bisa habis dideskripsikan hanya dengan sebaris kalimat atau sebuah paragraf. Kenangan merupakan kenangan. Kenangan itu ajaib. Ia mampu menyimpan segala sesuatu hal yang ingin atau tak ingin kau ingat. Tak perlu banyak dipermasalahkan lah tentang hal itu.


1.      15 tahun silam, meriah rumah minimalis dan usang itu menyambut teman-teman kecilku yang datang dengan penuh keceriaan dalam sebuah pesta ulang tahun sederhana, pesta ulang tahunku yang ke- 3. Lucu, aku memotong sebuah kue cokelat yang diatasnya terdapat sebatang lilin berangka 3 yang ujungnya terdapat kobaran api yang lembut.





2.      Usiaku 15 tahun saat itu, dimana untuk pertama kalinya aku merasakan sebuah gelombang rasa yang banyak orang bilang sebagai ‘cinta monyet’ itu. Bersama seorang lelaki yang pada awalnya tak dapat kubayangkan sama sekali akan menjadi ‘cowok’ yang menemaniku selama kurang lebih 20 bulan nantinya. Senang bercampur malu kala itu.





3.      Kalau aku bicara tentang pelukan pertama yang aku dapatkan dari seorang lawan jenis, berarti aku harus memutar ingatanku kembali ke 2 tahun silam. Sabtu sore, menjelang magrib dibulan ramadhan. Saat itu, dengan seluruh keberanian yang kami miliki sebagai sepasang kekasih yang masih teramat muda untuk berpelukan setelah menikmati nasi goreng sebagai menu berbuka puasa saat itu. Hmm, nyaman sekali rasanya. Padahal dulu, kami melakukannya dengan malu-malu, hanya untuk berpelukan selama 10 detik saja bahkan mungkin kurang dari itu.





4.       Salah satu hal yang paling kuingat disaat aku menjalani ‘cinta pertama’ku saat itu adalah disetiap aku berulang tahun (saat itu berarti ulang tahun ke 16 dan 17) tak pernah aku menyandang status ‘berpacaran’ karena disaat-saat itu kami tengah putus lalu nyambung kembali. Selalu begitu. Jadi intinya, aku selalu menjomblo saat berulang tahun.





5.      Masih berhubungan dengan cerita cinta monyet, aku teringat sekali dengan satu peritiwa yang menyenangkan. Salah satu peristiwa yang begitu membekas bagiku. Saat merayakan first anniversary atau setahunan hubungan kami. Aku ingat betul saat itu tanggal 9 April 2010. Saat itu aku tengah terserang gejala tipes yang cukup parah, dan ketika hari H, tiba-tiba ia datang dan membawa seloyang kue coklat yang sangat manis yang dihiasi sebatang lilin dengan angka 1 sebagai pertanda tahun pertama kami jadian.





6.      Dan pada akhirnya, aku pun harus merasakan apa yang biasa orang katakan dengan ‘putus’. Ya, kami harus putus. Bukan dengan alasan karena kami berbeda keyakinan, atau karena kami tidak mendapat restu dari orang tua, kami pisah karena semuanya memang sudah harus diakhiri.





7.      Adakah yang lebih buruk daripada kecelakaan dalam hidup seorang manusia ? dan akhirnya aku pun merasakannya juga. Saat itu hari jumat, tapi aku lupa tepatnya tanggal berapa kejadian itu berlangsung. Jumat pagi yang seharusnya cerah, berubah menjadi jumat pagi yang penuh darah dan perih luka. Ya, sepeda yang aku kendarai saat itu meluncur kencang di jalanan yang menurun dan menabrak sebuah mobil yang cukup besar. Beberapa luka langsung tercipta di tubuhku. Lengan, kaki, bahkan wajahku pun terkena imbas dari kejadian itu. Gigi taringku lepas, 2 gigi seri atas mundur, dahi, hidung dan dagu yang lecet dan membesut. Belum lagi luka di tangan kanan dan siku kiri dalam. Berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan aku menjalani penyembuhan dan pemulihan untuk tubuh ini.





8.      Mei 2011, dimana terdapat hari perpisahan sekolah sekaligus pengumuman snmptn undangan. Hari itu merupakan hari yang merubah segalanya. Hari dimana aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri bahwa aku terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Universitas Indonesia jurusan Kriminologi, jurusan impianku. Ya, saat itu satu doa, satu mimpi,dan satu harapan terjawab sudah.





9.      Jaket Kuning, almamater kebanggan ini, pada akhirnya kukenakan juga untuk yang pertama kalinya. Ada rasa bangga yang menyengat dalam dada saat aku memakainya.





10.   Menikmati hari-hari sebagai mahasiswa baru di kampus perjuangan ini sepertinya tidak pernah tidak menyenangkan. Banyak hal baru yang kutemui. Teman baru, sahabat baru, senior baru, dosen baru, lingkungan baru, orang-orang baru, dan semuanya yang buatku serba baru ini.





Tak ada yang lebih indah daripada kenangan itu sendiri. Terima kasih Tuhan, yang masih izinkan aku, sebutir debuMu yang bernafas ini untuk menikmati setiap ciptaan baruMu setiap harinya, dan biarkan aku untuk menyimpan semuanya itu dengan caraku sendiri. Terima kasih untuk semua bagian yang sudah, masih, dan akan mengisi kehidupanku. Hidup ini tak akan indah bila tak ada itu semua.


 Terima kasih kenangan, yang dengan setianya masih setia untuk terus menemaniku setiap kali aku bernafas di pagi, siang, senja, bahkan saat malam telah menyambangi separuh bumi ini. Aku bukan apa-apa tanpamu. Aku tak akan belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Aku tak akan pernah bergerak untuk maju bila terkadang aku tak menengokmu. Ya, aku pasti akan menoleh kembali padamu, untuk sejenak menciptakan seberkas senyum, ataupun secuil duka yang akan membuatku terus melihat bahwa dunia ini terlalu luas untuk sebutir debu sepertiku.





Depok, 28 januari 2012

Sabtu, 21 Januari 2012

depok, malam hari..

malam ini begitu sendu,
terlihat dari mayanya bayangan mu yang tak pernah kembali terukir dalam bilik-bilik otakku
malam ini begitu kalut,
terbayang dari kabur suaramu yang tak kunjung sampai dan menggelitik telingaku
malam ini begitu resah,
tergambar dari candamu yang kini tak pernah lagi menyunggingkan senyum di bibirku
malam ini begitu kosong,
terasa sekali ketika kau tak lagi disisi
malam ini begitu sepi,
karena aku terlalu merindukanmu
malam ini begitu sunyi,
karena aku menginginkan mu kembali dan membawa secuil berkas harapan bagi hatiku yang hilang
kembali..
kembalilah..
aku tak akan pernah lelah menantimu,
sekalipun aku tahu,
kau tak pernah menyadari bahwa aku terus menantimu,
disini,
di depok, malam hari..


untukmu, 'lelaki berkaki enam'.
:")



Selasa, 17 Januari 2012

kami berbeda



why did God create us differently if God only wants to be worship in one way ?
That's why God creates LOVE. so all the differences could be united.
a : kau kenal dia ?

b : ya, tentu saja.

a : sejauh apa ?

b : sejauh apapun yang ingin kau ketahui.

a : kau menyukainya ?

b : tentu saja.

a : sedalam apa ?

b : laut pun masih kurang dalam untuk menggambarkannya.

a : kau menyayanginya ?

b : sangat !

a : kau yakin ?

b : tentu saja.

a : kau benar-benar mengenalnya ?

b : ya ya ya ! harus berapa kali aku mengakuinya ?

a : kau mencintainya ?

b : sangat !

a : kau mengenalnya kan ?

b : apapun tentang dirinya, pasti aku tahu !

a : kalau begitu, bukankah seharusnya kau tak mencintainya ?

b : apa karena aku pergi ke gereja dan ia ke masjid ?

a : kau tentu lebih tahu dari pada aku.

b : tapi aku mencintainya. tak peduli sekalipun ia membaca al-quran dan aku membaca alkitab.

a : tapi ini salah.

b : aku tak peduli.

a : ini hubungan yang sumbang !

b : sekali saja aku ingin mencintainya.

a : tapi kau tak bisa !

b : ya, aku bisa.

a : sampai kapan ?


b : sampai...

a : bahkan kau sendiri tak tahu akan sampai kapan hubungan ini kalian lanjutkan.

b : tapi aku mencintainya ! aku tak pernah melihat perbedaan itu diantara aku dan ia.

a : omong kosong ! kau pasti peduli !

b : tidak ! nyatanya, 5 tahun sudah kami bersama.

a : oh ya ? lalu, mau dibawa kemana hubungan kalian itu ?

b : aku.. aku..

a : hah, bahkan kau sendiri tidak mengetahuinya !

b : tapi sekali lagi, aku mencintainya !!

a : kau tidak mencintainya ! kau menyiksa dirimu sendiri, dan dirinya juga.

b : tapi kami tak pernah merasa tersiksa.

a : kalian selalu dibayangi rasa takut, kan ?

b : tidak ! kami selalu menghadapi ketakutan itu bersama-sama !

a : kalian takut melangkah kedepan, kan ?

b : pasti ada jalan untuk kami.

a : jalan apa ? jalan menuju penderitaan ?

b : jalan menuju bahagia, tentu saja !

a : apa yang akan membuat kalian bahagia bila seluruh dunia menentang hubungan kalian ?

b : cinta kita..

a : cinta bisa hilang seiring dengan waktu.

b : tapi tidak dengan cinta kami.

a : kau yakin ?

b : tentu saja. aku mencintainya. dan ia mencintaiku. aku dan ia sama-sama tahu kalau perbedaan kami sulit untuk dihindari. tapi satu hal yang kami yakini, bahwa Tuhan melihat dan mendengar doa kami. mungkin Tuhan membenci hubungan kami. mungkin Tuhan juga tak akan pernah menyetujui cinta kami. tapi buat apa Tuhan menciptakan kita berbeda-beda, bila Ia hanya ingin disembah dengan satu cara ? maaf bila aku buta karena cinta, dan maaf bila aku sudah jelas-jelas lebih mencintainya, ketimbang mencintaiMu..



Depok, 17 Januari 2012
12.12 WIB


Senin, 16 Januari 2012

kamu, yang tertinggal..

kembali aku ingin memutar seluruh memori dan imajinasiku untuk menggambarkanmu lagi disini, dalam setiap tulisan-tulisanku..maaf ya, aku hanya mampu menuangkan semua perasaan ku padamu lewat tulisan-tulisan ini.
dan tulisan ini sayangnya terselip di salah satu halaman binderku, dan baru kutemukan beberapa hari yang lalu. hmm, tapi tak apa, aku masih akan bercerita tentang mu, selama kamu masih ada dan tetap setia untuk kuperhatikan, semua terasa begitu menyenangkan.
dan sore ini, aku siap untuk kembali berbagi kepada dunia, tentang kamu..

sebentar saja, aku ingin kembali mengingat kisah kita, tepatnya kisah ku yang hanya bisa memandangimu disana..


di kelas Ekonomika dan Pembangunan Sosial, Jumat, 16 Desember 2011, 09.48 WIB

hmm, ternyata sudah hampir setengah jam lamanya aku memejamkan mata di kelas ini. lagi-lagi aku lebih memilih untuk kembali ke alam mimpiku dibanding menyaksikan alam nyata yang dipenuhi dengan berbagai macam masalah mengenai anggaran negara, pajak, atau apapun itu lah. aku tak peduli.
sedikit membuka mata, 2 pupil kecilku ini langsung tegak lurus tertuju padamu. 
kamu, yang saat itu terlihat begitu rapi, dengan kaos gelap yang dengan nyamannya membalut tubuhmu..
sesekali aku melihatmu tertunduk diatas meja kayu yang begitu kokoh menahan berat lengan dan seperempat tubuhmu yang sepertinya begitu sulit untuk ditegakkan.
entah mengantuk, entah bosan..
ah, tak bisa lepas mataku memandangimu dari pojok kelas ini.
untungnya kau tak pernah menyadari kalau aku selalu memperhatikanmu.
maaf ya kalau aku sering sekali mencuri..
mencuri waktu untuk memandangimu, tepatnya.
hmm, sekali waktu aku pun memperhatikanmu tengah merogoh ke dalam tas ranselmu dan mengambil handphonemu. kemudian dengan asyiknya kau mainkan jari-jemarimu diatasnya.
sepertinya kamu memang bosan. kita memang sama-sama sedang bosan dan berusaha bertahan untuk terus berada di kelas ini.
entah sampai kapan kita akan sama-sama merasakan kebosanan ini..
tapi anehnya, aku tak pernah bosan memandangimu.
sedikitpun, aku tak pernah bosan memperhatikan setiap tingkah lakumu..
sepertinya aku telah menemukan begitu banyak hal baru yang kusukai dari dirimu..
aku suka dengan rambutmu,
aku suka dengan tutur bahasamu yang ramah,
aku suka dengan sikapmu yang begitu lembut,
ya, aku suka semua yang ada pada dirimu !
tapi, kamu jahat !
kamu sukses mencuri.
tepat ! kamu berhasil mencuri hatiku !
kamu berhasil mencuri seluruh perhatian-perhatian yang seharusnya kutujukan pada kuliah ekonomi ini menjadi perhatian kepada mu saja !
tapi anehnya, sekali lagi, aku suka pada caramu berbuat jahat padaku.
terima kasih sudah kembali mengembangkan sebuah senyum di bibirku lagi..
terima kasih sudah 'mencuri' seluruh hati dan perhatianku untukmu :)


ngomong-ngomong, saat ini aku tengah merindukanmu.
sekarang memang sedang liburan.
dan dimasa-masa liburan ini kau memilih untuk kembali ke rumah orang tua mu..
sebulan akan terasa begitu sepi, sepertinya.
cepat kembali ya..
aku tak sabar ingin melanjutkan ceritaku denganmu.

oh ya, tak lupa kutitipkan sebuah salam rindu untukmu.
alam raya sendiri yang akan dengan lembut meyampaikan salam ini padamu.
coba kau dengarkan hembusan halus angin malam ini,
atau pandangi bintang-bintang yang tengah membuat sebuah rasi membentuk namamu,
juga lihatlah bulan yang bersinar terang malam ini.
kau tahu, walaupun kita terpisah jauh, namun bila kita sama-sama memandangi sang bulan, kita akan merasa dekat, seolah kita tengah menyaksikannya bersama-sama..
:)

Jumat, 13 Januari 2012

aku lelah..

hey kamu, yang berada di ujung telepon selularmu sore ini !
ya, kamu ! aku ingin sekali membicarakan banyak hal padamu
tapi, lidahku tak sanggup mengurai kata demi kata
atau kalimat demi kalimat,
yang seharusnya kubagi dengan mu..


hey kamu, yang sedang mengadu telingamu dengan lubang-lubang penghantar suara di telpon genggammu sore ini !
ya, kamu ! aku ingin sekali berbagi suka dan duka denganmu,
tapi, bibirku enggan untuk berucap,
dan pita suaraku seperti ragu untuk mengeluarkan suaranya..


hmm, kau tahu ? aku lelah dengan semua keadaan disini.
aku letih untuk terus berbohong pada dirimu tentang perasaanku.
aku capek untuk menjadi orang yang selalu berusaha untuk menyembunyikan cerita-cerita manis kita.
rasanya aku ingin berteriak sekeras-kerasnya sampai habis suaraku kepada dunia,
bahwa aku disini, bertahan, untuk menunggumu.


hmm, tidak.. tidak boleh !
bodohnya aku..
seharusnya, aku tak boleh membiarkan kamu, bahkan seluruh dunia,
untuk tahu, bahwa aku masih menunggumu..


bodohnya aku..
seharusnya cukup aku saja yang tahu semua cerita tentang kita.
semua kenangan manis yang telah kita ciptakan.
seharusnya semuanya itu cukup kusimpan saja dalam hatiku.
karena ku yakin, semua hal itu hanya aku sendiri yang merasakannya,
sedangkan kamu tidak.


dan mungkin kamu tak perlu tahu semua hal ini, hingga saatnya tiba nanti...

Kamis, 12 Januari 2012

lelaki minang itu...

namanya Fadhlul Hamid. ia  seorang minangkabau asli. lahir dari rahim seorang perempuan yang telah luar biasa berjuang melawan maut demi memberikan kesempatan sang putra untuk melihat matahari dan dunia di sebuah desa bernama desa Lintau yang berada di kota Batusangkar dengan segala keindahannya pada tanggal 30 Oktober 1993. arti yang tersembunyi dalam setiap deret namanya berarti 'karunia yang terpuji'. ia seorang lelaki yang baik. tak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia pun memiliki keinginan untuk berbuat baik kepada sesamanya. namun yang terlihat disini adalah sesosok lelaki minang yang baik budinya dan tulus pekertinya.

namanya Fadhlul Hamid. dilahirkan sebagai seorang anak sulung yang harus sabar menjaga tiga orang adiknya, 2 perempuan dan 1 laki-laki. kadang hidup dalam keluarga memang tak mudah. ada saja masalah yang ditemukan, punya adik bawel dan malas membantu salah satunya. mungkin menjadi anak tengah merupakan keinginannya, dimana ia bisa punya adik juga kakak. namun kenyataan berkata lain, ia telah dilahirkan menjadi seorang kakak, dimana ia dipercayakan oleh Tuhan dan orang tuanya sebagai seorang pembimbing dan pelindung yang baik bagi adik-adiknya. ia begitu menyayangi kedua orang tuanya. tentu saja. besar kerinduannya kepada kedua orangtuanya semenjak ia menjadi anak rantau yang tak tentu kapan akan kembali ke kampung halaman yang begitu ia cintai.

namanya Fadhlul Hamid. ia seorang yang saleh kelakuannya. ia begitu mencintai Tuhannya. ia tak pernah lepas dari shalat 5 waktunya. saat adzan menggema, sedapat mungkin ia langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengambil air wudhu untuk menyucikan diri sebelum bertemu dengan Sang Khalik melalui setiap doa-doa yang akan ia panjatkan.

namanya Fadhlul Hamid. yang kini tengah menjalani kuliahnya di sebuah perguruan tinggi yang begitu terkenal di bumi pertiwi. dimana almamaternya melambangkan perjuangan rakyat Indonesia, kuning, berjaya, dan mengabdi, Universitas Indonesia, dimana ia ditempatkan disebuah fakultas dengan lambang makara oranye yang begitu ceria. duduk di jurusan Kriminologi, siap untuk bertarung menaklukan masa depan. satu semester telah dilalui dengan cukup apik, dengan jumlah 'jam cabut' atau 'absennya ltm' yang relatif sedikit dan masih dalam batas 'dapat diampuni' . ia selalu berpikir bahwa indeks prestasinya nanti tak seperti apa yang ia harapkan. hidup harus punya banyak makna, dimana kesuksesan tidak datang secara tiba-tiba, melainkan dengan usaha keras. hidup juga harus penuh perjuangan dan pengorbanan, dimana kelak itu semua akan menjadi akhir yang manis bila kau bersedia untuk mengalah dari egomu. dan kau harus tahu, bahwa pengorbanan yang sejati merupakan pengorbanan yang kau lakukan untuk bertarung melawan keegoisan dirimu sendiri

namanya Fadhlul Hamid. seorang lelaki minang yang polos, dimana ia sekalipun belum pernah mengecap masa-masa 'cinta monyet' selama umurnya hingga saat ini. ia masih merasa cukup senang dengan apa yang ia rasakan selama ini. status 'sendiri' pun masih ia kantongi hingga sekarang. tapi ada satu rahasia kecil yang perlu diungkap disini. kau tahu ? ternyata ia tengah dimabuk kepayang oleh seorang gadis yang sudah ia 'kejar' selama hampir 5 tahun lamanya. entah siapakah gerangan yang telah mencuri hati lelaki minang ini, mungkin hanya ia sendiri yang tahu. ia pernah bilang bahwa begitu besar perasaan yang ia titipkan pada gadis ini, namun sebesar-besarnya rasa itu, tidak akan pernah sanggup mengalahkan besar rasa cintanya terhadap Yang Maha Kuasa juga kedua orang tuanya. cinta itu terkadang memang sulit diungkapkan, maka dari itu kau membisu. cinta kadang sulit dimengerti, maka dari itu kau hanya menyimpannya. dan cinta itu sulit dijelaskan dengan kata-kata, maka dari itu kau diam. namun, cinta perlu untuk diperjuangkan, dirasakan, dan dikembangkan supaya kau tahu bahwa dunia punya banyak warna yang hatimu sendiri tak akan sanggup untuk menampungnya.

namanya Fadhlul Hamid. seorang lelaki minang yang punya banyak cita dan cinta dalam relung-relung hatinya. dimana segala beban ia tanggung diatas pundaknya. dimana segala kesedihan tersembunyi dalam batinnya. dimana ketegaran tergambar dari sorot matanya yang dalam. dan dimana keikhlasan tergambar dari raut senyum di wajahnya.
tegar, tegarlah mengahadapi hidup.
kuat, kuatlah menghadapi ujian.
sabar, sabarlah menghadapi tantangan.
yang harus kau tahu,
disini, di dalam hatimu, sebuah sosok Yang Agung tengah menyiapkan jalan yang indah untuk mu, lelaki minang yang tangguh.
kau tahu, walaupun ibu dan ayahmu jauh dari sisi mu, mereka tak pernah henti mengucapkan namamu dalam setiap doa-doa yang mereka penjatkan. dalam setiap lirih tangis bunda di malam yang sepi demi mengingat putranya yang tengah berjuang bagi nusa dan bangsa. dan kerja keras melawan badai seorang ayah yang berjuang untuk terus dapat membekali mu.
sadar-sadarlah, lelaki minang. jalan mu masih panjang ke depan. seperti lembar demi lembar kertas putih bersih yang setiap bagiannya siap untuk ditulisi dan diberi warna oleh Sang Empunya kehidupan.
kuatkan batinmu, sehatkan jasmanimu, dan tegarkan imanmu, karena sesungguhnya, kehidupanmu baru akan dimulai...

teruntuk sang lelaki minang, Fadhlul Hamid namanya..

Depok, 12 Januari 2012

Selasa, 10 Januari 2012

diam, sepi, sendiri...

kepada siapa aku mengadu ?kalau bukan kepada malam,
bergantung bulan pucat kelam,
dengan sinarnya yang risau,
mendaki setiap galau perasaanku,
atau, menuruni curamnya tebing-tebing rinduku,
kepada siapa aku mengadu ?
kalau bukan dengan sisa serpih hati yang hancur,
yang biarkan setiap pecahan kenangannya,
disapu gelisah ombak masa lalu,
tak kutahu sedalam apa rasaku,
tak ku tahu seluas apa cintaku,
hanya Tuhan yang tahu..
dan kepada siapa aku mengadu ?
ketika sendiri aku melangkah,
ketika risau aku bernafas,
mengalah demi nafsumu yang sumbang,
atau menghindar dari nyatamu yang masih membayang ?
ini aku, inilah aku..
yang mungkin akan terus berbagi kisah pada sang malam,
ketimbang bercerita pada dirimu,
yang hanya bayang-bayang..

Minggu, 08 Januari 2012

Kamu..

Saat aku membuat tulisan ini, samar diluar kudengar tetesan hujan yang beradu dengan atap rumahku..
Hawa dinginnya begitu terasa hingga mampu untuk mengembalikan ingatanku kepada mu..
Ah, kamu..
Bagaimana bisa kamu selalu memenuhi isi otakku yang sempit ini ?


Semua itu bermula dari...


Kelas Ekonomika dan Pembangunan Sosial, Jumat, 9 Desember 2011

aku sedang berusaha untuk memahami apa yang dikatakan sang dosen tentang materi ekonomi makro yang membuat otakku letih untuk menampungnya.
Huh, bosan sekali rasanya disini. Memperhatikan sang dosen saja aku malas, apalagi mencatat intisari dari apa yang beliau ajarkan..
Posisi dudukku tepat berada diantara 2 orang lelaki yang juga temanku, di kursi tambahan kelas sebelah (maklum, aku telat hari ini), satu baris dari kursi paling belakang, antara lajur ke 3 dan ke 4.
Hmm, posisi yang tepat untuk memperhatikan wajah-wajah ataupun pekerjaan yang dilakukan teman-teman saat itu.
Ya, aku memang hobi memperhatikan ekspresi manusia, baik yang sudah kukenal, ataupun orang yang asing sekalipun.
Hanya mencoba menebak-nebak apa yang sedang mereka pikirkan ataupun rasakan. Menarik sekali buatku.
Tengok kanan, tengok kiri..
Ada yang sibuk sendiri dengan handphonenya..
Ada yang sibuk dengan teman ngobrolnya..
Ada yang sibuk dengan catatannya..
Ada yang sibuk memperhatikan sang dosen yang masih berbicara tentang kebijakan moneter..
Ada yang sibuk dengan tidurnya..
Ada juga yang sibuk dengan laptop dan internetnya..
Dan aku, yang masih sibuk memperhatikan seisi kelas hingga aku melihat seberkas garis wajah yang membuatku terpaku untuk terus memandanginya..
Kamu..
Duduk diam disana, mencoba mengerti apa yang sang dosen katakan..
Dan wajahmu..
Wajah yang biasa saja tapi menyimpan sejuta kharisma..
Wajah yang lembut namun terpancar sebuah kekuatan dari sorot mata yang tajam..
Wajah yang menyenangkan..
Wajah yang terus mengisi relung-relung otakku tanpa henti..
Ah, tak cukup luas kata-kata ini untuk menggambarkan wajahmu..
Hmm, tanpa sadar aku menyimpulkan sebuah senyum di bibir ini..
Seketika, kelas ekonomika yang suram itu menjadi begitu cerah dan riang.
Terima kasih ya, sudah mengubah kelas ekonomika yang penuh dera derita ini menjadi kelas yang tak ingin kutinggalkan karena ada kamu..
Terima kasih sudah membuatku tersenyum pagi ini :)

Dan hal ini pun berlanjut...


Di kelas Pengantar Ilmu Politik, Senin, 19 Desember 2011, 11.32 wib

Belum ada setengah jam aku duduk di kursi paling belakang di kelas ini, tapi otakku sudah jengah dengan materi yang ada..
Hmm, sekilas aku teringat kembali pada kejadian sehari kemarin dimana aku dan kamu untuk pertama kalinya bersentuhan lewat dunia maya, Facebook lebih tepatnya, karena saat itu aku tengah bosan. Membuncah rasanya kalbu ini saat kamu tanpa terpaksa menemaniku waktu itu. Kamu bilang ini, bilang itu.. bercanda.. sampai aku tak sadar kalau aku sudah tersenyum lebar, bahkan tertawa karena celotehanmu..
Ada sebuah quote yang menarik buat ku, kurang lebih isinya begini : “kalau tidak gila, bukan cinta namanya...”
Ah, mungkin aku gila. Yaa, gila karenamu.
Terima kasih ya, sudah membuatku kembali ceria..
Terima kasih juga karena sudah membuatku ‘gila’ :)


Dan kisah ini pun belum menemui ujung yang pasti..
bahkan terus berlanjut..


Kembali di Kelas Ekonomika dan Pembangunan Sosial, Jumat, 23 Desember 2011, 08.37 WIB

Berat dan semakin berat mataku kali ini.. tak ada yang bisa kuperhatikan lagi dari ceramah-ceramah dosen ekonomi makro yang dengan lantangnya masih membicarakan kebijakan-kebijakan yang pemerintah lakukan untuk kembali menyeimbangkan keadaan ekonomi bangsa ini.
Sebentar mataku terpejam, sebentar berusaha untuk terus ‘mekar’ hanya untuk memperhatikan mu dari sudut ini.
Posisiku untuk memperhatikan mu lebih baik kali ini, dan dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk terus ‘sadar’ agar bisa melihat senyummu seperti semalam..
Ah, kembali lagi ingatanku ke 13 jam lalu..
Malam yang begitu cantik walaupun langit tengah muram kala itu.
Ya, semalam merupakan malam yang penuh arti buatku.
Dimana aku bisa melihat wajahmu dari dekat..
Memandang beberapa senyum yang tergores manis di bibirmu..
Mencium aroma tubuhmu..
Menangkap sorot tajam matamu yang berkilat karena terpaan lampu panggung saat itu..
Menikmati hujan yang begitu nakalnya terus jatuh menyerang kepala dan tubuh kita..
Tapi aku dan kamu tidak peduli.
Ditengah rintik hujan itu, aku terus bercerita, dan kamu selalu menyelanya dengan riang.
Satu jam. 60 menit. 3600 detik. cukup lah menjadi waktu yang berkualitas untukku. Aku tak tahu apa kamu juga menikmatinya. Yang jelas, saat aku berada disampingmu, aku merasakan bahwa aku adalah wanita yang paling bahagia kala itu.
Ya, aku ‘jatuh’. Dan kamu yang telah membuatku ‘jatuh’ seperti ini.
Terima kasih sudah ‘menghangatkanku’ ditengah derasnya hujan semalam..
Terima kasih sudah memberiku ‘pelangi setelah hujan’ yang terkadang masih menyesakkan ku..
Terima kasih sudah mampir kedalam otakku yang penuh sesak dengan berbagai masalah kehidupan..
Terima kasih sudah menjadi sesuatu yang berharga dalam hidupku..
Terima kasih sudah bersedia untuk kujadikan penyemangat hidupku..
Terima kasih sudah membuatku ‘jatuh’ :)
p.s. : kamu mengantuk sekali pagi ini.