Senin, 14 Oktober 2013

nggak setengah-setengah!

seseorang berhasil membuatku hampir meneteskan air mata kemarin malam. bukan karena perlakuannya yang tidak menyenangkan. bukan juga karena kata-kata yang menusuk dalam, namun karena satu hal: empatinya terhadapku. ia seorang perempuan muda. umurnya pun lebih muda dariku. kebanyakan orang pasti akan menilai bahwa ia adalah perempaun muda yang biasa-biasa saja, namun buatku, tidak sama sekali. ia perempuan yang baik, bahkan sangat baik. ia menjaga orang lain sebaik ia menjaga dirinya sendiri. ia memperhatikan orang lain, sebaik ia memperhatikan dirinya sendiri, dan ia mengasihi orang lain sama seperti dirinya sendiri. sejujurnya, aku dan perempuan muda ini tidak terlalu dekat merapat dalam sebuah hubungan pertemanan atau persahabatan, namun darinya aku mampu menyerap satu hal yang bahkan lebih indah dari persahabatan itu sendiri.
saat itu aku hendak pulang dari gereja, sudah hampir pukul setengah tujuh malam. letih sudah rasanya badan ini setelah dua hari satu malam mengikuti retreat klasis jakarta bagian barat. ingin rasanya langsung tiba di rumah dan terjun ke atas kasur. namun aku tahu dan sadar bahwa masih ada perjalanan satu jam lagi untuk mencapai rumah, dengan angkot. beberapa orang yang sebenarnya pulang ke arah yang sama dengan arah rumahku ternyata tidak pulang dengan angkot karena sudah ada "tebengan" masing-masing. maka aku pun segera pamit kepada orang-orang yang ada di situ. tidak lama setelah aku pamit, perempuan muda ini muncul, maka aku pun juga segera pamit dengannya. namun sebelum aku melangkah pergi, ia bertanya padaku akan pulang dengan siapa, dan kemudian aku menjawab nihil. setelah ia mendengarkanku beberapa saat, ia bertanya kepada beberapa orang di situ untuk mengantarku pulang, namun tidak ada yang bisa. namun perempuan muda itu terus mencari dan bertanya pada beberapa orang lainnya, dan jawabannya tetap sama: tidak bisa. cukup "kenyang" melihat hal tersebut, aku memutuskan untuk memanggil si perempuan muda dan mengatakan bahwa aku tetap baik-baik saja bila harus pulang sendiri. maka sekali lagi aku pamit kepadanya. sebelum perempaun muda itu melepasku, ia menyentuh pundakku dan berkata "mba hati-hati ya pulangnya.." dengan segelintir senyum tulus yang masih dapat ku tangkap, walau hari gelap. aku terharu. total!
sejujurnya, aku ingin langsung meneteskan air mata setelah menerima perlakuan seperti itu. belum pernah aku mendapatkan perlakuan seperti itu. belum pernah aku merasa benar-benar "diperjuangkan" oleh seseorang yang berada di luar keluargaku. perempuan muda ini memberikan pelajaran baru bagiku: total berjuang bagi orang lain. nggak setengah-setengah mbantuin orang lain.
yup! terima kasih banyak, Batsyeba Dias Prasentina, buat pelajaran barunya!
God loves you, so do I. {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar